Sebera Pedulimu untuk Saudaramu!!!

Solidaritas Kebersamaan

Monday, December 22, 2008

Akhirnya Kau Sempurnakan Separo Agamamu

Teruntuk Saudaraku Nurul Asror 
dan 
Saeudariku Azkiyatul Mizkiyah 


Kehidupan memang sering menampilkan kejutan-kejutan yang membuat banyak orang senang untuk menantinya, ada semacam gairah tersendiri ketika ternyata kejutan itu menguntungkan diri kita..ya kuasa langit sungguh mengagumkan banyak rahasia yang bisa membuat kita harus sedikit "mengencangkan seluruh sendi saraf" dalam menantinya. Namun tatkala rahasia itu ternyata berpihak pada kita, seketika itu juga sendi-sendi saraf itu akan normal kembali, wajah kita terlihat cerah, tidak setegang sebelumnya. Diantara sekian banyak rahasia langit yang menarik ditunggu adalah jodoh...berbagai macam sikap ditunjukan, ada yang menerka-nerka jodoh sejak kecil, ada yang membabi buta memburu jodoh, dan ada juga yang pasrah menunggu ketentuan sakral itu. Kita tidak bisa menilai negatif diantara beberapa sikap tadi, yang menjadi pegangan umum bahwasanya kita harus tetap bijak menyikapinya..ada kekuatan diatas segalnya yang mengatur.

Saat ini nuansa kebahagian itu tengah memancar dari kedua sahabat sahabati saya..ya mereka berdua telah ditakdirkan bisa menjalani kehidupan ini secara bersama. Saya yakin perjuangan mereka berdua tidak sesederhana yang kita bayangkan, banyak hal yang mengiringi perjalanan cinta mereka berdua, pasang surut hubungan menjadikan spirit tersendiri, ataupun hempasan badai yang kadang bisa menggoyahkan bisa mereka lalui dengan sempurna. 
Kedua sahabat saya ini juga telah mempertegas sekaligus melegal formalkan kembali angkatan gabungan kami yang pernah ada, biasa disebut GLEFAST. 
Awal sejarah yang baik untuk dijadikan pijakan bagi anggota yang lain..

Dalam kosakata arab lelaki biasa disebut dengan kata rojulun bisa juga dibaca rijlun; yang berjalan..sedangkan kata perempuan diartikan dengan mar'ah kadang dibaca mir'ah; kaca atau bisa juga darikata man ra'a 
Maksud yang ingin saya ambil dari kata itu adalah "ketika sang lelaki lelah berjalan dalam hidupnya, ada sebuah kaca yang bisa mengoreksi kesalahan-kesalahan perjalanan itu..ada seseorang yang ketika dilihat selalu menampakan senyumnya, memberikan nuansa kesejukan yang mendalam pada akhirnya bisa memotivasi dirinya untuk bebuat lebih. Tiada lain kaca itu adalah istri sholihah yang senantiasa bisa mengarahkan suaminya, seorang istri yang bisa mengahadirkan nuansa romantis dalam rumah tangganya. 
Sungguh suatu hikmah yang mendalam, perpaduan yang pas antara keduanya bisa dijadikan bekal untuk bersama-sama mengarungi bahtera kehidupan yang baru.

Akhirnya benar-benar kuasa Gusti Allah yang bisa menentukan jodoh, jodoh tak akan kemana-mana bisa jadi saat ini ia telah begitu dekat dengan kita atau ia masih harus diperjuangkan dengan bijak tentunya. 


salam hangat saya untuk kalian berdua 
barakallahu lakuma wa jama'a bainakuma fi khoir


Read More……

Thursday, December 4, 2008

Pahlawan atau Idola

"Pahlawan adalah mereka yang mengerti
arti tanggung jawab di balik
kebebasan mereka
untuk melakukan apa pun."
(Bob Dylan)


Jika Anda mendengar kata 'pahlawan', siapakah yang akan segera
muncul dalam pikiran Anda? Apakah Anda teringat dengan foto-foto
Jenderal Sudirman, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, atau
Pattimura yang tergantung berderet di ruang kelas kita waktu sekolah
dahulu?

Namun, kalau kita menengok ke dalam hati dan pikiran kita,
sebenarnya jika kita mengingat nama-nama para pahlawan nasional yang
kita dengar saat sekolah, kita malah menganggap kisah mereka seperti
dongeng atau hanyalah kisah sejarah yang sama sekali tidak memiliki
ikatan emosional dengan kita.

Inilah sebabnya mengapa hari-hari ini kita sulit sekali
mengidentifikasikan sosok pahlawan dalam hidup kita. Bahkan jika
kita bertanya kepada generasi muda hari ini, mungkin mereka akan
menjawab bahwa pahlawan mereka adalah para artis atau penyanyi band
yang sangat mereka puja-puji.

Sebuah survei pernah dilakukan di AS terhadap para siswa sekolah.
Mereka ditanya siapakah yang mereka anggap sebagai pahlawan.

Lima puluh tahun yang lalu pertanyaan ini pernah diajukan kepada
siswa sekolah dan jawaban mereka adalah nama-nama para presiden dan
para pejuang nasional yang banyak membawa perubahan hidup bangsa AS.

Namun, setelah 50 tahun berlalu, ketika pertanyaan yang sama
diajukan kepada kelompok masyarakat dengan usia dan profesi yang
sama, jawaban yang dihasilkan sungguh sangat mencengangkan. Mereka
menyebutkan nama-nama artis Hollywood dan para penyanyi terkenal
sebagai pahlawan mereka. Jangan-jangan fenomena yang sama akan kita
dapatkan jika kita melakukan survei ini kepada siswa-siswa di
Indonesia.

Prinsip kehidupan

Sekarang kita semakin sulit membedakan antara pahlawan dan idola.
Mungkin kita menganggap orang yang kita idolakan dan kita puja-puji
sebagai pahlawan. Padahal, antara pahlawan dan idola jelas memiliki
perbedaan yang mencolok. Bagi saya, pahlawan adalah orang-orang yang
memiliki nilai dan prinsip kehidupan yang bermakna dan layak untuk
kita adopsi.

Kepahlawanan berbeda dengan sekadar menjadi tokoh idola. Pahlawan
selalu memiliki nilai-nilai positif yang bisa kita pelajari. Bahkan
tidak jarang nilai-nilai kehidupan mereka berhasil 'mencelikkan'
mata hati kita dan 'menyelamatkan' kehidupan kita.

Jika Anda mempelajari kehidupan para pahlawan, Anda akan menemukan
banyak hal positif yang bisa Anda pelajari. Hal-hal positif itu
adalah nilai-nilai kekal yang bisa Anda pakai seumur hidup Anda.
Inilah yang membuat para pahlawan memiliki pengikut setia yang juga
mengidolakan mereka, tetapi tidak semua idola bisa menjadi pahlawan
yang dikenang sepanjang masa.

Saya sangat mengagumi sosok Muhammad Hatta yang rendah hati, cerdas,
terpelajar, tidak mengejar kekuasaan, tidak menyalahgunakan
kekuasaannya meski memiliki kesempatan, dan selalu memikirkan
kepentingan bangsa dan rakyat di atas kepentingannya sendiri.
Muhammad Hatta selalu bertindak atas dasar prinsip-prinsip
kebenaran, bukan atas dasar kepentingan pribadinya.

Dari contoh kecil ini, kita bisa simpulkan karakteristik
kepahlawanan yang bisa kita hidupi adalah keberanian mengambil
pilihan (choice) dan tindakan (action) dengan mengedepankan nilai-
nilai yang benar (correct values).

Sikap kepahlawanan yang setara dengan hal ini dalam bisnis adalah
tatkala seorang CEO memutuskan untuk memotong gajinya sendiri dan
menolak melakukan PHK terhadap karyawannya. Salah satu sikap lainnya
adalah ketika seorang auditor dengan berani memutuskan untuk
membongkar korupsi seorang direktur BUMN yang dia tahu merugikan
negara.

Namun sayang, sikap kepahlawanan menjadi karakter yang langka dewasa
ini karena risiko yang harus ditanggung. Belum lagi cibiran ataupun
cemoohan bahwa diri kita menjadi, "Sok jadi pahlawan!" dengan
mengambil langkah-langkah dan tindakan yang berdasarkan pada hal-hal
yang benar.

Nandini Cardoso, seorang penyair asal Goa India mengatakan kalimat
yang sangat bagus tatkala dia mengatakan, "Pahlawan setiap hari
adalah orang-orang yang menyentuh hati kita. Dan mereka meninggalkan
jejak kaki di hati kita yang mengubah kehidupan kita selamanya".

Kita pun sebenarnya mampu membangun mentalitas dan karakter
kepahlawanan dalam diri kita dengan tiga kunci di atas yaitu choice,
action, dan, correct values. Mari kita lihat satu demi satu.

Pertama soal pilihan. Banyak orang melarikan diri ketika
diperhadapkan dengan pilihan sulit. Bahkan demi menghindari risiko,
mereka tidak memilih sama sekali. Seorang pahlawan selalu memiliki
keberanian untuk mengambil keputusan berdasarkan pilihan yang ada.

Seorang pahlawan akan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri dan
menentukan pilihannya sendiri. Tentu kita masih ingat film
Braveheart soal kepahlawanan William Wallace yang memutuskan memilih
untuk berteriak "Merdeka!" meski dia harus dihukum mati oleh pasukan
Inggris.

Begitu pula pilihan sulit ini dibuat oleh para pahlawan nasional
kita meski harus kehilangan kedudukan, bahkan nyawa mereka. Kita
sungguh belajar, kepahlawanan adalah soal keberanian memilih dalam
pilihan yang sulit.

Kemudian, selain memilih, seorang pahlawan juga bertindak sesuai
dengan apa yang sudah dia pilih. Banyak orang sudah menentukan
pilihannya, tetapi kemudian tidak melaksanakan pilihannya dengan
sungguh-sungguh.

Hal yang terakhir, pahlawan sejati akan memilih dan bertindak
berdasarkan nilai dan prinsip yang benar. Prinsip kebenaran selalu
bersifat umum dan tidak berkaitan dengan agama tertentu. Kejujuran,
mengutamakan kepentingan banyak orang, memberi orang lain sesuai
dengan haknya, bertanggung jawab, dan adil kepada semua orang adalah
contoh prinsip-prinsip kebenaran umum yang berlaku di setiap agama
dan setiap kehidupan di dunia ini.

Sumber: Pahlawan atau Idola? oleh Anthony Dio Martin,
Managing
Director HR Excellency

Read More……

Tuesday, November 25, 2008

Teknologi Pro-Rakyat

Benyamin Lakitan
Guru Besar Universitas Sriwijaya,
Sekretaris Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Teknologi umumnya berkonotasi dengan sesuatu yang modern, mahal, dan perlu-kecerdasan, ia terpisah jauh dari kemiskinan, kebodohan, dan segala sesuatu yang bersifat tradisional. Pandangan yang demikian dapat menumbuhkan kesan bahwa akan sulit untuk mengembangkan teknologi bagi rakyat miskin (pro-poor technology).

Teknologi yang pro-poor pada prinsipnya merupakan teknologi yang dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin. Akan sempurna jika teknologi tersebut dapat diterapkan langsung oleh masyarakat miskin.

Oleh sebab itu, teknologi yang pro-poor tidak spontan berawal dari kegiatan riset oleh institusi pengembang teknologi, tetapi ia harus diawali dari kecermatan dalam mengidentifikasi permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat miskin, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Pencermatan juga harus melingkupi upaya memahami tentang sumber daya dan kemampuan masyarakat miskin tersebut untuk mengadopsi teknologi.

Bekal pemahaman tentang permasalahan dan kemampuan adopsi teknologi tersebut menjadi koridor yang diacu institusi atau individu peneliti untuk melakukan riset. Dengan demikian, riset yang dilakukan sangat bersifat terarah sasarannya (goal-oriented research), dan bukan merupakan riset yang hanya didorong rasa keingintahuan (curiousity driven research).

Kelemahan komunitas pengembang teknologi, baik di perguruan tinggi maupun kelembagaan riset lain, umumnya adalah pada sisi pencermatan tentang permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat, dan pemahaman tentang kemampuan adopsi dan preferensi pengguna teknologi, baik masyarakat umum yang menjadi sasarannya maupun industri.

Bukti kelemahan tersebut tecermin secara nyata dengan sangat sedikitnya teknologi yang telah dikembangkan yang kemudian dimanfaatkan masyarakat ataupun digunakan kalangan industri.

Permasalahan masyarakat miskin

Permasalahan masyarakat miskin tentu punya banyak dimensi dan ragamnya, tetapi jelas beberapa di antaranya membutuhkan solusi teknologi. Permasalahan masyarakat miskin perkotaan berbeda dengan yang di perdesaan.

Beberapa masalah yang dihadapi masyarakat miskin di perkotaan, antara lain adalah. (1) Rumah tinggal yang layak (memenuhi persyaratan kesehatan dan lingkungan) dan terjangkau. (2) Sarana / prasarana mobilitas yang manusiawi dan tidak terlalu membebani secara ekonomi. (3) Air bersih untuk pemenuhan kebutuhan domestik.

Ragam permasalahan masyarakat miskin di perdesaan berkaitan erat dengan sektor ekonomi yang paling dominan. Permasalahan pada desa yang berbasis pertanian akan beda dengan desa pesisir, begitu juga desa dengan basis ekonomi lainnya.

Untuk perdesaan yang berbasis pertanian, permasalahan yang dominan diprediksi akan berkaitan dengan, (1) upaya meningkatkan produksi pertanian yang juga sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani dan (2) upaya mengurangi kehilangan hasil selama panen dan pascapanen, termasuk pengolahan hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan yang lebih awet dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik.

Pilihan teknologi yang ditawarkan tentu selalu harus mempertimbangkan kemampuan teknis dan ekonomis petani serta masyarakat perdesaan pengolah hasil pertanian. Dukungan teknologi untuk mengembangkan small-scale, on-site agroindustry merupakan salah satu pilihan yang tampaknya akan cocok.

Untuk desa pesisir, kegiatan ekonomi yang dominan adalah sektor perikanan dan pada beberapa lokasi adalah sektor pariwisata. Permasalahan yang umumnya dihadapi masyarakat miskin di kawasan pesisir ini, antara lain terkait dengan, (1) kelangkaan air bersih, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan ekonominya (pengolahan hasil laut atau pariwisata) dan (2) armada dan peralatan penangkapan ikan dengan biaya operasional yang masih tinggi (terkait dengan harga BBM).

Sebagaimana untuk perdesaan berbasis pertanian, solusi teknologi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan desa-desa pesisir juga selalu harus mempertimbangkan kemampuan dan preferensi nelayan dan pengolah hasil laut dan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di kawasan pesisir.

Dengan memahami betapa banyak ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin, tentu pengembangan teknologi yang berpihak pada kepentingan dan sesuai kemampuan masyarakat miskin juga akan banyak ragamnya, serta perlu ditujukan secara spesifik untuk tiap-tiap komunitas masyarakat miskin tertentu.

Teknologi tepat guna

Sebetulnya, genre teknologi tepat guna (TTG) telah lama dikibarkan dan secara rutin dilakukan kegiatan pamerannya secara nasional. Pada 2008 ini pameran TTG dilaksanakan di Semarang dan dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia.

Sayangnya, pengertian TTG sering disetarakan pengertiannya dengan teknologi sederhana. Seharusnya TTG dimaknai sebagai teknologi yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat umum dan para pengguna teknologi lainnya. Berdasarkan jenis permasalahan kemampuan pihak pengguna, TTG dapat berupa teknologi sederhan dan teknologi supermaju.

Pada dasarnya TTG yang ditunjuk untuk masyarakat miskin adalah teknologi yang pro-poor. Berdasarkan kenyataan bahwa masalah-masalah yang dihadapi masyarakat miskin dan kemampuan adopsi teknologinya, teknologi yang dibutuhkan sebagai solusinya juga kebanyakan merupakan teknologi sederhana, tentu dengan beberapa pengecualian.

Dari sisi pengembang teknologi rasanya institusi riset kita sudah mampu menyediakan teknologi tersebut. Hanya mungkin masih perlu penyesuaian agar lebih mampu diadopsi masyarakat miskin, terutama jika dikaitkan dengan kemampuan ekonominya. Perlu negosiasi antara menjaga kehandalan teknologinya dan investasi / biaya yang perlu dikeluarkan untuk aplikasinya.

Pada saat ini yang perlu dilakukan adalah adaptasi teknologi yang sudah tersedia ke arah maksimalisasi komponen lokal, dirancang untuk pengunaan bahan baku lokal, diarahkan untuk pemenuhan permintaan pasar domestik dan disesuaikan dengan kemampuan adopsi mayoritas potensial dalam negeri.

Dengan memprioritaskan upaya adaptasi teknologi tersebut, mata rantai terlemah dalam hubungan pengembang-pengguna teknologi akan dapat diperkuat. Teknologi pro-poor yang dihasilkan institusi riset nasional dapat diadopsi masyarakat miskin. Hasil akhir dari rangkaian aliran teknologi itu tentunya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. (MEDIA INDONESIA, 19 Nopember 2008/ humasristek)

Read More……

Wednesday, November 19, 2008

Kuatkan HambaMu Ya Rabbb...

Gusti Pangeran ingkang Maha Asih

suara apakah yang kudengar ini?


bukan gemakah yang sampai di telingaku? v
semua berseru-seru menyatakan:


“Jangan pernah menyerah!”

“Jangan pernah menyerah!”

“Jangan pernah menyerah!”




Juga sepintas ada yang menyeru:

“Jangan pernah berhenti!”

“Jangan pernah berhenti!”

“Jangan pernah berhenti!”



Sahutan pun terdengar dari arah yang lain:

“satukan tekad, teruskan langkahmu!”

“satukan tekad, teruskan langkahmu!”

“satukan tekad, teruskan langkahmu!”



gerangan apa yang mereka kira tentang aku?

bukankah Kau Yang Paling Maha Tau, bahwa aku jenis manusia yang sulit terbuka lalu apa yang Kau bisikan pada mereka hingga mereka berbondong-bondong berdiri di sekitarku mendekapku, memelukku, menyelubungiku mereka rengkuh sayapku, mereka obati mereka bentangkan sayapku, agar bisa terbang lagi Ya Gusti Pangeran, inikah yang Kau maksud dengan ujian serta cobaan? jika ya, kumohon jangan pernah lagi Kau lepas aku dari pelukanMu...

Tiba2 terdengar suara datar:

“Sayapmu sudah tak patah-patah lagi!” seru mereka “Terbang! Terbang! Terbang mengangkasa, seperti dulu lagi!”

“Hanya saja kau musti ingat: hingga langit tujuh pun terbangmu, tempatmu adalah bumi!”

“Kalau nanti jatuh lagi, cepat berdiri kembali! karena orang yang luar biasa bukanlah dia yang ketika jatuh lantas berdiri kembali itu sudah biasa! tetapi orang yang luar biasa ialah dia yang setiap jatuh selalu berdiri dan terus mencoba berdiri kembali! itu baru luar biasa!”

Oh, Yang Maha Penjawab, kucuran hujan air mata ini tolong kirimkan pada mereka semua pada kedua orang tuaku, pada kakak dan adikku, pada guru-guruku,

pada yang kukasihi, pada saudara-saudaraku, pada sahabat-sahabatku, pada kawan-kawanku,

pada orang-orang yang pernah disampingku saat aku tertatih dan berjuang menantang hiruk pikuknya kenistaan,

pada orang-orang yang pernah menyakiti dan kusakiti hatinya,

pada orang-orang yang kutemui di jalanan maupun di persinggahan;

tolong ampuni dosa-dosa mereka tolong bahagiakan hidup mereka tolong luaskan jalan mereka tolong mudahkan usaha mereka tolong perbanyak rizki mereka tolong lepaskan gelisah dan ketakutan mereka tolong rengkuh hati mereka tolong jangan Kau beri mereka cobaan yang terlalu berat untuk mereka pikul Kau Yang Maha Penentu, hanya satu permintaanku: jika Kau berkenan, tolong kabulkan doaku ini amin.

Read More……

Istajib Ya Rabb....

Tuhan, Saat aku meyukai seorang teman, Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir, Sehingga aku akan tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir.

Tuhan, Ketika aku merindukan kekasih, Rindukanlah aku kepada yang rindu kepada cinta sejati-MU, Agar kerinduanku kepada-MU semakin menjadi.

Tuhan, Jika aku hendak mencinta seseorang, Temukanlah aku dengan orang yang mencintai-MU, Agar bertambah kuat cintaku pada-MU.

Tuhan, Ketika aku sedang jatuh cinta, Jagalah cinta itu, Agar tidak melebihi cintaku pada-MU.

Tuhan, Ketika aku berucap aku cinta padamu, Biarlah kuakatakan kepada yang hatinya tertaut pada-MU, Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-MU.

Read More……

Tuesday, November 4, 2008

Hakikat Kemenangan

”Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS.Al-Mulk: 1-2)

Suatu hari, Imam Ahmad bin Hambal dijebloskan ke dalam penjara karena tidak sejalan dengan kebijakan dan kamauan penguasa. Setelah beberapa lama tinggal di dalam penjara, beberapa murid Imam Ahmad bin Hambal datang mengunjungi sang Imam. Salah seorang muridnya bertanya, ”Wahai tuan guru, bukankah Kita berada di pihak yang benar?” Imam Ahmad bin Hambal menjawab, ”Ya, kita berada di pihak yang benar. Apakah selama ini engkau tidak yakin kita berada di pihak yang benar?”tanya Imam balik bertanya. Muridnya berkata, ”Jika kita berada di pihak yang benar, mengapa kita kalah? Mengapa tuan guru di penjara seperti ini?” Imam Ahmad bin Hambal menjawab, ”kemenangan itu berada saat kita berpegang teguh kepada kebenaran yang kita yakini. Kemenangan itu adalah keistiqomahan dalam mempertahankan suatu kebenaran. Kemenangan itu saat kita tidak bermaksiat kepada Allah SWT. Justru jika kita mengikuti penguasa yang zalim dan tidak mengindahkan lagi cara-cara kemaksiatan, meskipun kita menang, pada hakikatnya kita sudah kalah.”
Ahmad bin al-Hawari meriwayatkan dari Ibrahim bin Abdullah berkata, Ahmad bin Hambal berkata: ”Aku tidak pernah mendengar satu kalimatpun yang lebih dahsyat sejak aku di penjara ini selain ucapan seorang Badui kepadaku, ”Wahai Ahmad !, jika engkau terbunuh karena membela kebenaran, maka engkau akan mati dalam keadaan syahid. Dan jika engkau masih hidup maka engkau hidup dalam kemuliaan.” Dengan ucapan itu hatiku pun menjadi teguh”..
Allah SWT berfirman: ”Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS.Al-Mulk: 1-2)
Dari kisah Ahmad bin Hambal di atas dan juga firman Allah yang mulia tersebut, kita bisa memahami bahwa hakekat kemenangan itu adalah pada saat kita istiqomah dalam perjuangan al-Haq. Orang lain mungkin juga berpendapat sedang memperjuangkan al-Haq. Sama hal-nya dengan khalifah yang memenjarakan Imam Ahmad bin Hambal. Namun jika cara-cara yang dilakukan adalah dengan cara kemaksiatan, baik berupa intimidasi, ancaman, memasung rasa kemerdekaan manusia, pemukulan dan cara kotor lainnya, maka sebenarnya apa yang mereka lakukan adalah sebuah kekalahan. Kekalahan karena mengikuti langkah syaitan, kekalahan karena mengikuti hawa nafsu. Sebaliknya, orang yang istiqomah memperjuangkan sebuah kebenaran serta dengan cara yang benar maka sebenarnya dia lah yang menang, meski di hadapan manusia dia kalah.
Bukan hal yang tidak diketahui oleh Hasan cucu Rasulullah saw bahwa ia akan kalah dan menjadi korban jika datang ke Karbala melawan pasukan Yusuf bin al-Hajjaj al-Tasqofi panglima Yazid bin Muawiyah yang suka minum-minuman keras. Hasan telah dinasehati oleh Thalhah, Aisyah dan para sahabat lainnya agar tidak berangkat melawan pasukan Yazid. Namun ia tetap berangkan ke Karbala bersama para pendukungnya untuk menunjukkan suatu kebenaran, untuk melawan suatu kezaliman. Sebab Yazid telah mengkhianati perjanjian yang telah disepakti bersama dia dan ayahnya yang bernama Muawiyah. Keberangkatan Hasan ke Karbala untuk menunjukkan bahwa kebenaran harus menasehati kekeliruan, atau izharul haq, meskipun harus menanggung resiko kematian. Kenyataannya, cucu Rasulullah dipenggal kepalanya oleh Yusuf bin al-Hajjaj al-Tsaqofi. Namun cucu Rasulullah saw datang untuk memberi pelajaran bahwa kekeliruan harus diluruskan. Peristiwa ini pun bukan tidak diprediksi oleh Rasulullah saw saat beliau masih hidup. Sebagai seorang Nabi, beliau mendapat berita dari Allah akan nasib akhir cucunya ini. Itulah yang membuat beliau sangat sayang kepada kedua cucunya saat beliau masih hidup, hingga beliau tidak tega jika menyakiti cucunya saat menaikki beliau saat bersujud hingga beliau memperpanjang lamanya bersujud agar cucunya merasa puas bermain di atas punggung Rasulullah nan suci. Sabda beliau, ”Bagaimana aku akan menyakiti mereka, sementara aku mengetahui akhir hidup mereka?”
Segala sesuatu memang sudah termaktub di Lauhil Mahfudz; kaya, miskin, senang, susah, berkuasa, dan tidak berkuasa, semuanya sudah termaktub di Lauhil Mahfudz.. Namun yang Allah nilai dari segala proses hidup ini adalah, apakah kita mempersembahkan amal yang terbaik? Ataukah kita melakukan cara dan amal yang buruk?.Apakah kita tetap dalam taqwa?, apakah kita lebur dalam maksiat kepada Allah?
Jika kita tetap istiqomah dalam kebenaran, dan tetap memperjuangkan kebenaran tanpa kemaksiatan maka itulah hakikat kemenangan. Semoga Allah SWT meridhoi kita dan tetap mempercayai kita sebagai pejuang agamaNya pada masa-masa mendatang, hingga Allah mewariskan bumi ini kepada orang-orang Sholihin. Amin. ##

Read More……

Tuesday, October 28, 2008

Mencari Pemimpin di Negri yang Hancur

Apa yang terjadi dengan negeri ini sungguh memprihatinkan! Banyak pemimpin yang tidak memerhatikan rakyat, dan lebih senang memupuk kekayaan dan menumpuk kemewahan. Memang tidak ada yang salah dengan keinginan menjadi kaya. Namun, itu akan menjadi salah dan tercela secara sosial jika mereka mendapatkan itu semua dari cara yang illegal. Padahal, di depan matanya, di televisi yang ditontonnya, di koran yang dibacanya, di belakang rumahnya, dan di pinggir jalan yang sering dilaluinya semua memperlihatkan kesengsaraan rakyat.

Untuk konteks hidup bermasyarakat. Menurut Prof Dr Komaruddin Hidayat, Indonesia saat ini membutuhkan orang-orang yang mau berkorban untuk bangsanya. Komaruddin mengatakan, keterpurukan dan kesengsaraan yang dihadapi warga bangsa saat ini bukan sekadar akibat dari kebijakan yang kurang berpihak kepada rakyat, tetapi adalah akumulasi dari kejelekan yang ada selama ini. Namun keterpurukan yang dialami rakyat hari ini bisa dihentikan oleh pemimpin negeri ini jika mau berkorban-berpihak untuk rakyat dan bangsanya.

Indonesia saat ini sedang mengalami suatu masa yang sangat sulit. Bagaimana mungkin sebuah negara dengan alamnya yang begitu makmur, tapi rakyatnya miskin melarat, kas negara kosong, terjebak hutang dan pemerintahnya kebingungan memberikan subsidi bagi rakyatnya. Kondisi ini merupakan tragedi karena kita memang hidup dengan utang. Negeri secara ekonomi telah terjajah, rakyatnyapun terjebak mesin konsumerisme dan hedonisme.

Secara faktual, ternyata nation building kita gagal. Berbagai bidang kehidupan seperti hukum, pendidikan, sosial-budaya, ekonomi, politik dan kesehatan malah cenderung memperlihatkan kegagalan. Hukum rapuh, pendidikan juga tidak menggembirakan, ekonomi kita terpuruk, yang lain juga begitu adanya.

Negara welfare state adalah negara yang mampu mandiri, mensejahterakan dan melindungi rakyatnya. Segala kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah dalam konteks ini seharusnya berpihak dan sepenuhnya demi kepentingan hak-hak asasi rakyat. Namun problem riilnya, ternyata negara tidak bisa berbuat apa-apa. Malah lebih miris lagi menjadi kuda troya bagi kekuatan asing untuk menjajah rakyatnya sendiri.

Sesungguhnya, jika kita menelaah lebih lanjut, coba merenungi dan bertanya apakah negara-bangsa ini mampu atau tidak untuk lepas dari segala keterkungkungan ini. Jawabannya, sebenarnya, negara-bangsa ini mampu menangkal, apalagi jika memanfaatkan segala kemampuan dan potensi yang ada. Namun, karena pengelolaan negara-bangsa ini tidak lagi memanfaatkan modal sosial dan modal budaya yang dimilikinya, maka pembangunan negara-bangsa ini gagal. Apalagi jika kita melihat segala elan vital dan nilai keagamaan serta kebijaksanaan-kearifan lokal kita yang secara perlahan mulai dihancurkan secara sistematis. Maka pijakan sosial-kultural kita sudah tidak lagi menjadi fundamen-pondasi untuk berdiri sebagai bangsa besar dan berjaya. Kita hanya mampu membayangkan kebanggaan kejayaan masa lalu yang tersisa di atas puing serpihan.

Di bidang ekonomi, tradisi kemandirian termasuk tradisi berdagang kita hancur dan lebih senang menjadi dan mengembangkan budaya kuli-babu, di bidang sosial-budaya terlihat infiltrasi budaya-budaya asing yang masuk sudah tak tertahankan dan tak mampu tersaring lagi mana yang baik dan mana yang sampah. Semua yang dari dari luar dianggap baik, padahal kebanyakan adalah sampah. Jika tak kenal dengan fastfood (Mc Donald, KFC, CFC dsb) dianggap tak gaul, padahal di negeri asalnya, semua itu terkategori makanan sampah. Di bidang politik, sistem politik kita telah dikuasai rezim kleptokrasi yang menghasilkan kebijakan sampah yang hanya menguntungkan perut dan mulut sendiri, serta hanya melanggengkan rezim penindas kacung imperialisme-kapitalisme, yang menggadaikan kedaulatan negara-bangsa kepada asing.

Selanjutnya, jika kita lihat di bidang hukum yang terlihat hanyalah kepedihan, jangan pernah bicara keadilan jika anda tak punya uang, jangan bicara keadilan jika rakyat tak pernah sama di hadapan hukum. Di bidang pendidikan juga tak kalah memiriskan, berbagai masalah dengan dunia pendidikan, pengelolaan anggaran pendidikan yang tidak visioner dan parsial justru melemahkan dan tidak bersentuhan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Belum lagi jika bicara kebijakan kurikulum yang tidak jelas, sampai dengan mutu pendidikan dan kapitalisme pendidikan yang terjadi. Dengan adanya fakta tersebut dapat dikatakan bahwa negara kita telah gagal dalam masalah pendidikan. Pendidikan semakin mahal dan tak dapat dinikmati masyarakat. Di bidang kesehatan, masih bermimpi jika kita dapat melihat jaminan sosial kesehatan yang berhasil meningkatkan akses pelayanan publik untuk pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan. Karena perspektif kebijakan dan pengelolaan kebijakan yang telah ada memang tidak diperuntukkan atau tidak memiliki sense terhadap keberpihakan rakyat.

Memang jika melihat setumpuk permasalahan yang dihadapi bangsa ini, maka seakan kita kebingungan hendak memulai darimana memperbaiki kondisi negara-bangsa ini. Untuk itu, kita memerlukan bukan saja sistem yang kuat, tapi juga pemimpin yang berani. Berani dalam hal mengambil segala kebijakan untuk membenahi kebobrokan ini. Jika tidak, apalagi pemimpin yang ada adalah pemimpin yang sekadar cari posisi, cari rezeki, cari aman, dan malah jadi kacung. Pasti perubahan itu tak akan maksimal!

Saya membayangkan hadirnya pemimpin yang berani untuk mengatakan tidak terhadap segala intervensi asing seperti Chavez dan Morales, pemimpin yang bukan hanya jual tampang dan sok populis tapi kebijakan tidak populis malah hanya menguntungkan pemilik modal, elit-pemerintahan, dan golongannya saja, trus...pemimpin yang berani bukan saja menebas habis korupsi kecil-kecilan, tapi juga yang kelas kakap, sekaligus merindukan adanya pemimpin yang sederhana dan memberikan tauladan seperti Ahmadinejad, yang sekaligus memiliki integritas, keberanian, visi-misi dan program yang jelas untuk membawa bangsanya menjadi bangsa besar dan bermartabat.

Semoga kedepan, pada pesta rakyat kita berhasil memilih pemimpin yang paling tidak, punya standar minimal seperti catatan-catatan di atas itulah! Klo tidak, yaaa...siap-siap saja, mudah-mudahan desa ini, utowo negri ini akan hancur! mungkin sama nasibnya sama Majapahit atow kerajaan yang lain ti nggal Jalan Majapahit...

Read More……

go to PILKADES



MOHON DO'A
RESTU
Semoga terpilih menjadi Lurah Desa Banjarsari yang akan datang

SUGIANTO, M.S.I.


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Diberitahukan kepada seluruh warga masyarakat desa Banjarsari Kec. Gajah. Kab. Demak bahwa pada Hari Minggu, 2 November 2008 akan di selenggarakan kegiatan pemilihan kepala desa Banjarsari, maka dari itu mohon do'a restunya untuk dapat memilih kepala desa yang bener-bener baik dan bisa memimpin desa Banjarsari menjadi lebih baik tentunya. Karena nantinya masa depan anak cucu kita tergantung pada pemimpin kita sendiri kalo emang pilihan kita yang terbaik maka beruntunglah. Tapi jika kita salah memilih maka hancurlah harapan kita.

Maka dari itu sembari mengingatkan jangan kita saling mencemooh, jangan kita saling membenci apalagi memfitnah gara-gara beda milih, maka berusahalah untuk tidak terjebak dan menjadi korban politik-politik busuk semacam itu. Jangan sampai kerukunan antar warga menjadi terpecah belah apalagi sampai menggunakan kekerasan atau hal-hal di luar batas kewajaran. Sekali lagi mari kita pertahankan dan kita tingkatkan keharmonisan ukhuah islamiyah diantara kita agar menjadi lebih baik.

Jangan sampai kita terkecoh dengan iming-iming uang yang tidak seberapa yang taruhannya adalah masa depan kita terjual dengan harga murah.
Ingat dan ingatlah bila ingin Banjarsari tersenyum kembali

pilih pemimpin yang di NANTI, yang PAS di HATI, yang PEDULI, yang MENGERTI, yang TAU DIRI, yang PASTI, dan yang BUKAN OBRAL JANJI...

Mas SUGIANTO, M.S.I
yo MESTI...
OJO LALI YO...

Yen arep noto Banjarsari yo Mas Sugianto seng kudune dadi...


Dengan pengalaman organisasi beliau dan dengan pendidikan yang cukup baik, baik pendidikan formal ataupun pesantren insya Allah dapat menjadi pemimpin yang baik, jujur, dan amanah serta menjunjung tinggi adat istiadat desa yang berasaskan islam ahlussunnah wal jamaah sehingga dapat memberikan harapan baru bagi desa Banjarsari menjadi desa yang DAMAI, sebagaimana visi dan misi beliau yaitu:

Visi:

Banjarsari tersenyum, sejahtera dan mandiri.

Misi:
Dengar suara rakyat banyak
Amanah rakyat sebagai perioritas utama
Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
Aktifkan kembali adat istiadat desa
Irigasi pertanian lancar

Sekilas tentang foto dan poster beliau:
Sosok pemimpin yang bisa merangkul semua masyarakat dan semua kalangan, baik kalangan tua, muda, remaja, dan anak-anak sekalipun. serta mengajak bersama-sama untuk membangun desa tercinta.


Sosok pemimpin yang selalu ingat pada yang di atas yaitu penguasa alam semesta Allah SWT dzat yang mengusai segala alam semesta. Sehingga dipastikan mampu mengemban amanah dengan baik yang dilandasi dengan akhlak yang mulia.


Pemimpin seng iso berwibowo tapi yo iso nyantai mbarang seng iso bijaksono lan iso tetek mbengek...hi....hi..., linggeh kursi ki yo maksute... ben pemimpin ki iso njumenegi opo ingkang dadi kuosone...teghese..iso njogo opo ingkang dadi tanggung jawabe tur ngayomi opo ingkang dadi amanahe wong akeh...

Pemimpin seng iso ngelingke, iso ngandani, iso marahi apek, seng ora mung iso merintah entok tapi yo seng gelem melu ngiwangi mbarang..... iso ndudohke barang seng becik lan endhi barang seng olo...sehinggo rakyat biso podho waspodho....


Mohon do'a restune yo.... poro konco-konco.... poro sanak.... poro kadang... poro sedulur... pakne.. bune.. budhe... bulek... kang... yu... adek... ponaan... lan wong-wong kabeh.... cilik.. gedhe.. tuwo... enom... poko'e kabeh...


Support by Tim Kreatif dan Tim Sukses:
Kang Amri, Kang Pa'i, Kang Toni, Kang Mundhip, Kang Dion, ambek Mbah Imam, ambean Mas-mas yang lain. Wabil khusus juru potret Kang Sono alias Pak YON...... 100 % Halal.


















Demikian sekilas tentang beliau semoga menjadi pemimpin yang kita harapkan, sekali lagi kami minta do'a restu dan dukungannya. Selamat berjuang.... dan terima kasih.

Read More……